Selasa, 28 Desember 2010

Resume Batuan Beku


BATUAN BEKU



Batuan ialah bahan yang tersusun dari beberapa mineral yang membentuk kristal dan mempunyai sifat khusus, dan terbentuk dari magma gunung berapi yang telah membeku karena pendinginan akibat suhu lingkungan yang rendah. Magma merupakan batu-batuan cair yang terletak di dalam kamar magma di bawah permukaan bumi. Magma di bumi merupakan larutan silika bersuhu tinggi yang kompleks dan merupakan asal semua batuan beku. Magma berada dalam tekanan tinggi dan kadang kala memancut keluar melalui pembukaan gunung berapi dalam bentuk aliran lava atau biasa juga tejadi pada saat letusan gunung berapi.

Batuan pada awalnya merupakan benda cair, yang meleleh ke arah permukaan bumi, di mana suhunya lebih rendah daripada suhu yang terdapat di dalam tubuh bumi. Karena suhu yang rendah itu, batuan tersebut membeku dan membentuk batuan.

Proses alamiah tersebut bisa berbeda-beda dan membentuk jenis batuan yang berbeda pula. Pembekuan magma yang terjadi secara spontan akan membentuk berbagai jenis batuan beku. Batuan sedimen bisa terbentuk karena berbagai proses alamiah, seperti proses penghancuran atau disintegrasi batuan, pelapukan kimia, proses kimiawi dan organis serta proses penguapan, Letusan dari gunung api dapat menghasilkan batuan piroklastik. Batuan metamorf terbentuk dari berbagai jenis batuan yang telah terbentuk lebih dahulu kemudian mengalami peningkatan temperature atau tekanan yang cukup tinggi,namun peningkatan temperature itu sendiri maksimal di bawah temperature magma.

Batuan adalah sejenis bahan yang terdiri daripada mineral dan dikelaskan menurut komposisi mineral.

Pengkelasan ini dibuat dengan berdasarkan:

a. Kandungan mineral ialah jenis mineral yang terdapat di dalam batu ini.
b. Tekstur batu,
atau ukuran dan bentuk hablur-hablur mineral di dalam batu;
c. Struktur batu,yaitu susunan hablur mineral di dalam batu
d. Proses pembentukan
batuan tersebut

Batu-batu secara umum biasanya dibagi menurut proses yang membentuknya, dan dengan itu dipecahkan kepada tiga kumpulan yang besar yaitu:
a. Batuan Beku

b. Batuan sediment

c. Batu Metamorf

Magma dapat mendingin dan membeku di bawah atau di atas permukaan bumi. Bila membeku di bawah permukaan bumi, terbentuklah batuan yang dinamakan batuan beku dalam atau disebut juga batuan beku intrusive (batuan beku plutonik), apabila magma dapat mencapai permukaan bumi kemudian membeku, akan membentuk batuan bekeu yang disebut batuan beku luar atau batuan beku ekstrusif. Batuan intrusive mempunyai kandungan mineral yang lebih kaya daripada jenis batuan ekstrusive .

Magma yang membeku di bawah permukaan bumi, pendinginannya sangat lambat (dapat mencapai jutaan tahun), memungkinkan tumbuhnya kristal-kristal yang besar dan sempurna bentuknya, menjadi tubuh batuan beku intrusive. Tubuh batuan beku dalam mempunyai bentuk dan ukuran yang beragam, tergantung pada kondisi magma dan batuan di sekitarnya

Magma yang mencapai permukaan bumi, keluar melalui rekahan atau lubang gunung api sebagai erupsi, mendingin dengan cepat dan membeku menjadi batuan ekstrusif. Keluarnya magma di permukaan bumi melalui rekahan disebut sebagai fissure eruption. lava basalt yang disebut plateau basalt. Erupsi yang keluar melalui lubang kepundan gunung api dinamakan erupsi sentral. Magma dapat mengalir melaui lereng, sebagai aliran lava atau ikut tersembur ke atas bersama gas-gas sebagai piroklastik. Lava terdapat dalam berbagai bentuk dan jenis tergantung apda komposisi magmanya dan tempat terbentuknya.

Apabila magma membeku di bawah permukaan air terbentuklah lava bantal (pillow lava), dinamakan demikian karena pembentukannya di bawah tekanan air.

Namun yang akan dibahas lebih jauh dalam resume ini ini adalah mengenai batuan beku, dan pendeskripsianya, pendeskripsian batuan beku bisa dideskripsikan sebagai berikut :

  1. Berdasarkan derajat kristalinya

  • Holokristalin yaitu batuan beku dimana semuanya tersusun oleh kristal. Tekstur holokristalin adalah karakteristik batuan plutonik, yaitu mikrokristalin yang telah membeku di dekat permukaan tau kristal seluruhnya.

  • Hipokristalin yaitu apabila sebagian batuan terdiri dari massa gelas dan sebagian lagi terdiri dari massa Kristal atau terdiri dari kristal dan amorf.

  • Holohialin yaitu batuan beku yang semuanya tersusun dari massa gelas. Tekstur holohialin banyak terbentuk sebagai lava (obsidian), dike dan sill, atau sebagai fasies yang lebih kecil dari tubuh batuan atau terdiri dari amorf seluruhnya


  1. Berdasarkan besar butir / Granularitas

  • Fanerik/fanerokristalin besar kristal-kristal dari golongan ini dapat dibedakan satu sama lain secara megaskopis dengan mata biasa

  • Afanitik besar kristal-kristal dari golongan ini tidak dapat dibedakan dengan mata biasa sehingga diperlukan bantuan mikroskop. Batuan dengan tekstur afanitik dapat tersusun oleh kristal, gelas atau keduanya


  1. Berdasarkan kemas batuan

  • Equigranular, yaitu apabila secara relatif ukuran kristalnya yang membentuk batuan berukuran sama besar.

  • Inequigranular, yaitu apabila ukuran butir kristalnya sebagai pembentuk batuan tidak sama besar. Mineral yang besar disebut fenokris dan yang lain disebut massa dasar atau matrik yang bisa berupa mineral atau gelas


  1. Berdasarkan tekstur batuan

  • Skoria, yaitu struktur yang sama dengan struktur vesikuler tetapi lubang-lubangnya besar dan menunjukkan arah yang tidak teratur.

  • Pumice Teksstur batuannya rata / sama



  1. Berdasarkan struktur batuan

  • Masif, yaitu apabila tidak menunjukkan adanya sifat aliran, jejak gas (tidak menunjukkan adanya lubang-lubang) dan tidak menunjukkan adanya fragmen lain yang tertanam dalam tubuh batuan beku. Biasanya cenderung kompak dan tidak mudah hancur.

  • Vesikuler, yaitu struktur yang berlubang-lubang yang disebabkan oleh keluarnya gas pada waktu pembekuan magma. Lubang-lubang tersebut menunjukkan arah yang teratur. Cenderung mudah hancur.


  1. Berdasarkan Ganesanya

  • Batuan beku intrusif

Batuan beku ekstrusif adalah batuan beku yang proses pembekuannya berlangsung dipermukaan bumi. Batuan beku ekstrusif ini yaitu lava yang memiliki berbagia struktur yang memberi petunjuk mengenai proses yang terjadi pada saat pembekuan lava tersebut. Struktur ini diantaranya:

  • Masif, yaitu struktur yang memperlihatkan suatu masa batuan yang terlihat seragam.

  • Sheeting joint, yaitu struktur batuan beku yang terlihat sebagai lapisan

  • Columnar joint, yaitu struktur yang memperlihatkan batuan terpisah poligonal seperti batang pensil.Pillow lava, yaitu struktur yang menyerupai bantal yang bergumpal-gumpal. Hal ini diakibatkan proses pembekuan terjadi pada lingkungan air.

  • Vesikular, yaitu struktur yang memperlihatkan lubang-lubang padaØ batuan beku. Lubang ini terbentuk akibat pelepasan gas pada saat pembekuan.

  • Amigdaloidal, yaitu struktur vesikular yang kemudian terisi oleh mineral lain seperti kalsit, kuarsa atau zeolit

  • Struktur aliran, yaitu struktur yang memperlihatkan adanya kesejajaran mineral pada arah tertentu akibat aliran

  • Batuan beku ekstrusif

Batuan beku ekstrusif adalah batuan beku yang proses pembekuannya berlangsung dibawah permukaan bumi. berdasarkan kedudukannya terhadap perlapisan batuan yang diterobosnya struktur tubuh batuan beku intrusif terbagi menjadi dua yaitu konkordan dan diskordan.

  • Konkordan

Tubuh batuan beku intrusif yang sejajar dengan perlapisan disekitarnya, jenis jenis dari tubuh batuan ini yaitu :

1) Sill, tubuh batuan yang berupa lembaran dan sejajar dengan perlapisan batuan disekitarnya.

2) Laccolith, tubuh batuan beku yang berbentuk kubah (dome), dimana perlapisan batuan yang asalnya datar menjadi melengkung akibat penerobosan tubuh batuan ini, sedangkan bagian dasarnya tetap datar. Diameter laccolih berkisar dari 2 sampai 4 mil dengan kedalaman ribuan meter.

3) Lopolith, bentuk tubuh batuan yang merupakan kebalikan dari laccolith, yaitu bentuk tubuh batuan yang cembung ke bawah. Lopolith memiliki diameter yang lebih besar dari laccolith, yaitu puluhan sampai ratusan kilometer dengan kedalaman ribuan meter.

4) Paccolith, tubuh batuan beku yang menempati sinklin atau antiklin yang telah terbentuk sebelumnya. Ketebalan paccolith berkisar antara ratusan sampai ribuan kilometer

  • Diskordan
    Tubuh batuan beku intrusif yang memotong perlapisan batuan disekitarnya. Jenis-jenis tubuh batuan ini yaitu:

1) Dike, yaitu tubuh batuan yang memotong perlapisan disekitarnya dan memiliki bentuk tabular atau memanjang. Ketebalannya dari beberapa sentimeter sampai puluhan kilometer dengan panjang ratusan meter.

2) Batolith, yaitu tubuh batuan yang memiliki ukuran yang sangat besar yaitu > 100 km2 dan membeku pada kedalaman yang besar.

3) Stock, yaitu tubuh batuan yang mirip dengan Batolith tetapi ukurannya lebih kecil.


  1. Berdasarkan Jenis batuanya

  • Batuan beku asam

Batuan Beku Asam jika mengandung SiO2 lebih dari 66%. Contohnya Granit , Rhyolit

  • Batuan beku Menengah/ intermediate jika mengandung SiO2 52-66% . Contohnya Diorit, andesit.

  • Batuan Beku basa jika mengandung SiO2 45-52%. Contohnya Gabro , Basalt.

  • Batuan Beku ultra basa jika mengandung SiO2 kurang dari 52%. Contohnya Peridotit, dunit.

Ada juga yang mendeskripsikan sebagai berikut :

  • Batuan beku asam:

    • Felspar > plagioklas, kuarsa cukup banyak: granit – riolit;

    • Felspar ~ plagioklas, ada kuarsa: granodiorit – dasit

  • Batuan beku menengah:

    • Plagioklas > felspar-K, kuarsa sedikit: diorit – andesit

  • Batuan beku basa:

    • Plagioklas-Ca dominan, banyak mengandung olivin dan piroksen: gabro – basalt

  • Batuan beku ultra basa:

    • Sebagian besar piroksen dan olivin: batuan ultra basa (peridotit, dunit, harzburgit)

Batuan beku biasanya terdiri dari mineral – mineral primer hasil penghabluran (crystallization) langsung dari magmadapat berupa mineral utama atau mineral ikutan semua mineral pembentuk batuan (baik utama maupun ikutan) yang biasa disebut bowen series atau mineral seri bowen, mineral serie bowen susunanya sebagai berikut :




Gambar 1

Serie bowen


Namun tidak hanya mineral primer yang menyusun batuan beku, ada juga mineral tambahan, mineral tambahan ini biasanya tidak lebih banyak dari 5 – 7 % dari penyusun batuan beku tersebut, contohnya adalah rutil , magnetit dan mineral lain – lainya

Selain mineral primer dan mineral tambahan, ada juga yang disebut mineral sekunder. mineral hasil ubahan dari mineral primer: kaolin (felspar), sausurit (Ca-plagioklas), khlorit (mineral Fe-Mg), serpentin (mineral Fe-Mg, olivin) Mineral sekunder ini adalah mineral ubahan dari mineral primer yang diakibatkan karena pelapukan dan larutan hidrotermal, contoh mineralnya adalah epidot, kaolin dan lain – lain.

Dalam proses pembentukan batuan beku ada beberapa hal yang mempengaruhi batuan beku, diantaranya adalah :

  • Diferensiasi magma

  • Asimilasi magma

  • Fraksinasi magma

Yang dimaksud dengan diferensiasi magma adalah Proses pembekuan mineral batuan beku terbentuk tampak disusun oleh mineral-mineral berukuran kasar dan menunjukkan bentuk butir yang sempurna, disebabkan oleh mineral-mineral yang terbentuk lebih awal dan semakin ke atas menjadi halus atau proses berkembangnya (terjadinya) beberapa tipe batuan beku dari sejenis magma yang sama. dalam pembekuan ini proses kristalisasi (penghabluran) berlangsung secara berurutan, sesuai dengan sifat fisika kimia magma itu sendiri, mineral yang mempunyai berat jenis besar (mineral yang mengandung Fe-Mg) menghablur lebih dulu. urutan kristalisasi berdasarkan seri Bowen (Bowen’s Series)

Dan yang dimaksud dengan asimilasi magma adalah proses pembekuan (penerobosan) magma yang disertai percampuran/pertukaran unsur dari magma dengan batuan sekitar (samping) yang diterobosnya. proses ini berlangsung ketika magma menerobos batuan samping, sedangkan yang dimaksud dengan fraksinasi magma adalah Yaitu proses pembauran dari sebagian magma yang terjadi selama proses penghabluran berjalan

Penamaan batuan beku juga tergantung kepada susunan mineralnya, Nama batuan membedakan batuan satu dengan lainnya. Pembedaan batuan satu dengan lainnya dapat didasarkan pada warna, susunan mineral, dan tekstur. Warna batuan menunjukkan adanya perbedaan susunan mineral.

  • Mineral penyusun batuan beku: felsic (terang) dan mafic (gelap).

    • Berdasarkan susunan mineral terang (felsic) dan mineral gelap (femic): batuan asam, menengah, dan basa/ultra basa.

  • Susunan mineral pembentuk batuan: utama – felspar, plagioklas, kuarsa, olivin, piroksen dan ikutan – biotit, muskovit, hornblende.

    • Berdasarkan susunan mineral pembentuk batuan: granit-riolit, granodiorit-dasit, diorit-andesit, gabro-basalt, ultrabasa.

  • Tekstur menunjukkan kecepatan dan tempat pembekuan magma: faneritik, porfiritik, dan afanitik.

    • Berdasarkan tekstur: batuan terobosan (intrusive rocks) dan batuan leleran (extrusive/effusive rocks).

Bentuk – bentuk batuan beku ialah :

  • Diskordan:

    • suatu bentuk tubuh batuan beku yang memotong struktur umum (terutama lapisan)

  • Misalnya:

    • batolit - biasanya mempunyai luas > 60 Km2

    • stock - biasanya berukuran <>

    • retas (dike) - berbentuk pipih, lebar antara beberapa cm sampai beberapa meter dan memanjang

    • jenjang vulkanik (volcanic neck) - berbentuk tabung

  • Konkordan:

    • suatu bentuk tubuh batuan beku yang sejajar struktur

  • Misalnya:

    • sill - tubuh batuan beku yang terdapat membeku di antara lapisan

    • lakolit - tubuh batuan beku yang membentuk kubah di antara dua lapisan batuan

    • lopolit - tubuh batuan yang membentuk cekung di antara dua lapisan


Batuan beku juga ada batuan beku khas, diantaranya adalah :

  • Pegmatit (pegmatite): batuan beku yang biasanya kaya akan kuarsa dan ortoklas, mengandung turmalin dan biotit, berbentuk urat atau kantong (pocket) di dalam atau dekat dengan batuan pluton. Mineral kuarsa dan ortoklas biasanya membentuk butiran atau kristal yang berukuran besar atau kasar. Batuan ini bersusunan asam.

  • Aplit (aplite): batuan beku yang biasanya kaya akan kuarsa dan ortoklas, mengandung turmalin dan biotit, berbentuk urat atau retas (dike) di dalam atau dekat dengan batuan pluton. Berbeda dengan pegmatit, aplit biasanya berbutir halus dan teksturnya memperlihatkan butiran berukuran gula pasir (sugary). Batuan ini bersusunan asam.

  • Lamprofir (lamprophyre): batuan beku berbentuk retas (dike) dan berwarna gelap, ditandai oleh mineral-mineral Fe-Mg, baik yang berbentuk fenokris, euhedral maupun sebagai masa dasarnya. Lamprofir bersusunan basa.


Ada beberapa pendapat mengenai pembentukan dari pada batuan beku, diantaranya :

  • Batuan pluton (plutonic rocks): batuan yang terbentuk karena pengerasan (pembekuan) masa cair pijar (magma).

  • Plutonism:

    • Istilah umum untuk suatu fenomena yang bertalian dengan pembentukan batuan pluton

    • Konsep mengenai pembentukan (batuan) bumi yang berasal dari pengerasan masa cair pijar (molten mass)

      • Plutonis

  • Neptunism:

    • Teori yang dianjurkan oleh A.G. Werner, bahwa batuan penyusun kerak bumi terdiri dari bahan yang diendapkan secara bertahap (berangsur) dan/atau pengkristalan dari air

      • Neptunis













KESIMPULAN



Batuan beku adalah proses keterjadianya adalah dengan proses pembekuan magma, baik yang membeku didalam yang selanjutnya disebut batuan beku dalam, maupun batuan beku luar yang selanjutnya disebut batuan beku luar, perbedaan batuan beku dalam dan luar bisa dilihat dari bentuk krustaknya, kalau btuan beku dalam lebih cenderung memiliki kristal yang panetik atau bentuk kristalnya dapat terlihat jelas, karena kristalnya besar – besar hal ini diakibatkan proses pembekuan yang lama, sedangkan batuan beku luar ialah kristalnya tidak terlihat jelas atau biasa disebut apanetik, hal ini diakibatkan karena proses pembekuan yang cepat yang mengakibatkan kristalnya tidak terlihat jelas.

Batuan beku juga terbagi atas batuan beku asam, intermediet, basa dan ultrabasa, kita bisa mengenalinya dengan kasat mata yaitu membedakanya berdasarkan warna batuanya, jika batuan itu asam, maka warnanya akan terang, maka jika warna batuanya itu gelap maka itu basa – ultra basa.

















DAFTAR PUSTAKA



http://www.geofacts.co.cc/2008/11/batuan-beku.html

http://id.wikipedia.org/wiki/Batuan_beku

http://id.wikipedia.org/wiki/Batuan_pembekuan batuan beku_ganesa

http://nationalinks.blogspot.com/2008/11/batuan-beku-batuan-unik.html


Mineral

BAB I

PENDAHULUAN



    1. Latar Belakang

Mineral merupakan zat padat yang terbentuk secara alamiah bersifat anorganik dengan susunan kimia tertentu. Bahkan pada hasil penelitian sekarang ada istilah mineral bahan baker “fuel mineral” yangterdiri dari minyak bumi, gas, dan batu bara.



1.2. Maksud dan Tujuan

1.2.1 Maksud

Praktikum ini bermaksud untuk memberikan pengetahuan kepada para praktikan mengenai jenis-jenis mineral, baik itu dari segi nama mineral, warna mineral, rumus kimia, skala mohs maupun berat jenis dari mineral yang dideskripsikan dalam suatu pendeskripsian

1.2.2 Tujuan

Tujuan dari praktikum deskripsi Batuan adalah sebagai berikut :

1. Praktikan mampu mengenal jenis jenis mineral

2. Praktikan mengidentifikasi bangun kristal dari suatu mineral

3. Praktikan mampu mengklasifikasikan dan mengartikan mineral dan mineralogi





BAB II

LANDASAN TEORI



2.1 Mineral

Mineral merupakan zat padat yang terbentuk secara alamiah bersifat anorganik dengan susunan kimia tertentu. Bahkan pada hasil penelitian sekarang ada istilah mineral bahan baker “fuel mineral” yangterdiri dari minyak bumi, gas, dan batu bara.

Proses pembentukan bahan galian logam maupun bukan logam dialam melalui berbagai cara, antara lain :

  • Akibat Kristalisasi magma

  • Sublimasi

  • Metasomatisme Kontak

  • Proses Hidrotermal

  • Sedimentasi

  • Penguapan atau Evaporsi

  • Oksidasi da pengayakan supergeron

  • Akibat metamorfisme

Mineral mempunyai komposisi unsur kimia yang membentuk ikatan logam, ikatan kovalen, ikatan ion, dan ikatan Van Der Waals, sehingga dapat membentuk mineral non logam, mineral logam, mineral semi logam dan mineral radioaktif.

Kekerasan mineral digaolongkan kedalam skala mohs yang ditandai dengan angka 1 – 10 pada skala mohs, contohnya :

Kekerasan

Nama Mineral

Unsur/Senyawa Kimia

Alat Penguji

1

Talc (Talk)

Hydrat Magnesium Silikat

Dapat dihancurkan kuku

2

Gypsum (Gipsum)

Hydrat Kalsium Fosfat

Dapat ditoreh kuku

3

Calcite (Kalsit)

Kalsium Karbonat

Tergores koin perunggu

4

Fluorspar (Fluorit)

Kalsium Flour

Tergores paku besi, kaca

5

Apatite (Apatit)

Kalsium Fosfat

Tergores pisau saku

6

Feldspar/Ortoklas

Alkali Silikat

dapat ditoreh kwarsa

7

Quartz (Kuarsa)

Silika

Dapt digores kikir baja

8

Topaz

Alumina Silikat

Tergores amplas

9

Corondum

Alumina

10

Diamond (Intan)

Karbon


Hubungan keterdapatan mineral dengan keterjadian mineral yaitu :

    • Mineral dapat terjadi dikerak bumi dan atau permukaan bumi oleh proses endogen dan proses eksogen.

    • Mineral dapat terjadi dan terdapat secara insigenetic pada saat pembetukannya.

    • Mineral dapat berpindah tempat dari tempat asal singenetik pembentukannya.

    • Mineral dapat terjadi dan atau di permukaan bumi secara epigenetic.

Mineral yang terbentuk secara epigenetic dan singenetik dapat berpindah dari asal tempat pembentukannya

2.2 Mineralogi

Mineralogi secara umum adalah salah satu dari cabang - cabang ilmu geologi yang membahas mineral baik unsur maupun ataupun senyawa kimia yang terbentuk di alam secara alamiah dan berkelanjutan.

Kelompok utama mineral yang lain adalah sulfide-sulfida. Ini merupakan gabungan unsur sulfur. Salah satu persenyawaan ini adalah galena. Kebanyakan unsur kimia dalam kerak bumi terdapat sebagai campuran dengan unsur yang lain. Tetapi ada beberapa unsur yang tidak terdapat sebagai campuran dan disebut sebagai logam dasar diantaranya ada;ah emas, perak dan platina.

Pengenalan mineral biasanya didasarkan pada perpaduan bebrapa sifat seperti warna, cara belah dsb. Sejumlah besar mineral terdiri dari gabungan berbagai unsur dengan nsur oksigen, sehingga disebut kelompok mineral oksida. Salah satu mineral oksida yng peling sering ditemukan adalah kwarsa. Air juga merupakan mineral dengan rumus kimia H2O dan satu-satunya mineral cair yang terdapat dalam kerak bumi

Mineralogy secara detal adalah ilmu pengetahuan geologi yang mendeskripsikan mineral secara sistematik diantaranya origin materi mineral, komposisi mineral, jenis mineral, nama mineral, karakteristik sifat-sifat mineral, struktur kristal mineral, klasifikasi mineral.



BAB III

TUGAS DAN PEMBAHASAN



3.1 Tugas

Mendeskripsikan 12 buah mineral dari nomor mineral , warna mineral, kilap , kekerasan , pecahan , belahan , ketahanan , gores , komposisi , nama mineral , dan golongan mineral.


3.2 Pembahasan

Berdasarkan tugas yang diberikan dapat dideskripsikan sebagai berikut :


  1. No Mineral : -

  2. Warna : Putih

  3. Kilap : Tanah

  4. Kekerasan : 2,5 - 5

  5. Pecahan : Tidak beraturan

  6. Belahan : Tidak sempurna

  7. Ketahanan : Britle

  8. Gores : Putih

  9. Komposisi : -

  10. Nama Mineral : -

  11. Golongan : -




  1. No Mineral : -

  2. Warna : Hitam

  3. Kilap : Logam

  4. Kekerasan : 6 - 7

  5. Pecahan : Bergerigi

  6. Belahan : Tidak sempurna

  7. Ketahanan : Maleable

  8. Gores : Hitam

  9. Komposisi : -

  10. Nama Mineral : -

  11. Golongan : -




  1. No Mineral : -

  2. Warna : Cokelat tua

  3. Kilap : Tanah

  4. Kekerasan : 2,5 - 5

  5. Pecahan : Tidak beraturan

  6. Belahan : Tidak sempurna

  7. Ketahahan : Britle

  8. Gores : Merah

  9. Komposisi : -

  10. Nama Mineral : -

  11. Golongan : -



  1. No Mineral : -

  2. Warna : Hijau

  3. Kilap : Non Logam

  4. Kekerasan : 2,5 - 5

  5. Pecahan : Tidak beraturan

  6. Belahan : Tidak sempurna

  7. Gores : Hijau

  8. Ketahanan : Britle

  9. Komposisi : -

  10. Nama Mineral : -

  11. Golongan : -


  1. No Mineral : 14

  2. Warna : Merah

  3. Kilap : Lemak

  4. Kekerasan : 6 - 7

  5. Pecahan : Konkoidal

  6. Belahan : Sempurna

  7. Ketahanan : Britle

  8. Gores : Merah

  9. Komposisi : -

  10. Nama Mineral : -

  11. Golongan : -



  1. No Mineral : 06

  2. Warna : Putih

  3. Kilap : Kaca

  4. Kekerasan : 2,5 - 5

  5. Pecahan : Konkoidal

  6. Belahan : Sempurna

  7. Ketahanan : Sektil

  8. Gores : Putih

  9. Komposisi : -

  10. Nama Mineral : -

  11. Golongan : -


  1. No Mineral : 97

  2. Warna : Putih

  3. Kilap : Tanah

  4. Kekerasan : 2,5 - 5

  5. Pecahan : Tidak beraturan

  6. Belahan : Tidak sempurna

  7. Ketahanan : Britle

  8. Gores : Putih

  9. Komposisi : -

  10. Nama Mineral : -

  11. Golongan : -



  1. No Mineral : 06

  2. Warna : Abu kecoklatan

  3. Kilap : Tanah

  4. Kekerasan : 5 - 6

  5. Pecahan : Bergerigi

  6. Belahan : Tidak sempurna

  7. Ketahanan : Britle

  8. Gores : Hitam

  9. Komposisi : -

  10. Nama Mineral : -

  11. Golongan : -



  1. No Mineral : 96

  2. Warna : Abu kecoklatan

  3. Kilap : Logam

  4. Kekerasan : 5 - 6

  5. Pecahan : Tidak beraturan

  6. Belahan : Tidak sempurna

  7. Ketahanan : Maleable

  8. Gores : Hitam

  9. Komposisi : -

  10. Nama Mineral : -

  11. Golongan : -


  1. No Mineral : 22

  2. Warna : Kuning keemasan

  3. Kilap : Logam

  4. Kekerasan : 5 - 6

  5. Pecahan : Konkoidal

  6. Belahan : Sempurna

  7. Ketahanan : Maleable

  8. Gores : Hitam

  9. Komposisi : -

  10. Nama Mineral : -

  11. Golongan : -


  1. No Mineral : 09

  2. Warna : Putih

  3. Kilap : Kaca

  4. Kekerasan : 5 - 6

  5. Pecahan : Konkoidal

  6. Belahan : Sempurna

  7. Ketahanan : Sektil

  8. Gores : Putih

  9. Komposisi : -

  10. Nama Mineral : -

  11. Golongan : -


  1. No Mineral : -

  2. Warna : Hitam

  3. Kilap : Logam

  4. Kekerasan : 2,5 - 5

  5. Pecahan : Menyerat

  6. Belahan : Tidak beraturan

  7. Ketahanan : Maleable

  8. Gores : Merah

  9. Komposisi : -

  10. Nama Mineral : -

  11. Golongan : -




BAB IV

ANALISA



Kristal dapat dideskripsikan berdasarkan kepada beberapa hal deskripsi, diantaranya dalam pendeskripsian mineral ini setiap mineral memiliki perbedaan dan sifat – sifat dari mineral itu sendiri, baik dari segi kekerasan maupun dari hal yang lainya, mineral logam biasanya memiliki kilap seperti logam dan biasanya memiliki ketahanan “meliable” atau bisa ditempa, sedangkan mineral yang memiliki kilap kaca biasanya memiliki pecahan “konkoidal” yang memiliki belahan sempurna dan memiliki ketahanan sektil.




BAB V

KESIMPULAN



5.1 Kesimpulan

Dari hasil pengematan praktikum deskripsi mineral, dapat disimpulkan bahwa mineralografi ini mempelajari tentang mineral, jenis mineral, karakteristik mineral maupun cara pendeskripsian mineral secara warna, rumus kimia, kilap, kekerasan, berat jenis dari suatu mineral tersebut yang dideskripsikan, mineral itu sendiri adalah suatu senyawa anorganik yang terbentuk secara alamiah di alam secara berkelanjutan serta memiliki bentuk kristal yang jelas dan struktur yang jelas juga.