STUDI MINERALOGI UNTUK MENGETAHUI GENESA NIKEL LATERIT
lanjut dari batuan ultramafik pembawa Ni-Silikat. Umumnya terdapat pada daerah dengan iklim tropis sampai dengan subtropis. Pengaruh iklim tropis di Indonesia mengakibatkan proses pelapukan yang intensif, sehingga beberapa daerah di Indonesia bagian timur memiliki endapan nikel laterit. Proses konsentrasi nikel pada endapan nikel laterit dikendalikan oleh beberapa faktor yaitu, batuan dasar, iklim, topografi, airtanah, stabilitas mineral, mobilitas unsur, dan kondisi lingkungan yang berpengaruh terhadap tingkat kelarutan mineral. Dengan kontrol tersebut akan didapatkan tiga tipe laterit yaitu oksida, lempung silikat, dan hidrosilikat.
Penelitian ini lebih ditekankan pada mineralogi endapan nikel laterit, karakteristik dan tipe endapan nikel laterit di Pulau Pakal, dan hubungan spasi pemboran dari bentuk profil laterit. Metodologi yang digunakan pada penelitian ini adalah pengambilan sampel di lapangan, deskripsi dan preparasi sampel di laboratorium, analisis mineralogi dengan XRD dan sayatan tipis, serta pembuatan profil laterit.
Berdasarkan perbandingan hasil deskripsi sampel di lapangan secara megaskopis dan di laboratorium dengan bantuan mikroskop binokuler diperoleh perbedaan penentuan horizon yang tidak terlalu signifikan (relative identik). Berdasarkan rekapitulasi analisis XRD didapatkan 15 kelompok mineral yang didominasi oleh kelompok mineral serpentin sehingga nikel laterit di daerah studi diperkirakan tipe endapan laterit hidrosilikat.
Jika diurutkan berdasarkan masing-masing horizon endapan laterit maka pada bagian top soil didominasi oleh mineral-mineral silika, pada zona Limonit didominasi oleh kelompok mineral hidroksida, pada zona saprolit atas didominasi oleh kelompok mineral serpentin dan hidroksida, serta pada zona Saprolit bawah didominasi oleh kelompok mineral serpentin dan mika.
Berdasarkan analisis petrografi pada sayatan tipis diketahui bahwa mineralogi penyusun bedrock adalah olivin dan ortopiroksen serta mineral-mineral hasil ubahan berupa serpentin sehingga dapat dapat diklasifikasikan sebagai batuan hazburgit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar